aku ingat, Dipersimpangan jalan dia menarik aku agar tak tersesat, Dia membalut pakaianku dengan kain kain harapan, menyalakan lentera dalam gelapnya hati, hingga aku bisa menikmati senyum dan tawaku, mencoba menatap puing puing kehancuran dan kubentuk kembali layaknya kristal. Lalu Aku terpaku menatap ada apa dengannya? sepatah kata yakni cinta
Hey.. lihatlah dinding itu, Bukankah terlalu tinggi untuk bisa kulewati, Aku sudah mencoba tapi melukaiku, Lalu kucoba lagi lihatlah menyakitiku, lalu kucoba lagi lihatlah mematikan harapanku. Perlu kucoba lagi ?? aku tak bisa.
Lalu kulihat dia tersenyum melihat letihku, dia duduk disampingku dan memetikkan setangkai bunga, lagi lagi aku menyeka tangisku dan bertanya pada langit Biru. Dimana sebelah hatiku ??
Dia ingin aku berjalan kemana ? Mengapa terasa begitu sulit dan durinya menusuk kulitku. Ini bukan tempatku, biarkan aku mencari jalan pulang.
Tak perlu mencariku, Disini kulihat Matahari telah terbit di Seberang sana, Jauh namun Cahayanya penuh menyinari hatiku, Dekat menyentuh kulitku .Membuatku Takjub Pada Sang Pencipta dan segala rahasiaNYA. Aku ingin berjalan terus menemukan cinta terakhirku.
Leave a comment